Memulai Awal Panen, Harga Gabah Rp 6 400 Ditingkat Petani

Reporter : Tim ID

Siap memasuki panen raya

Insandata.com. Beberapa wilayah di Kabupaten Bojonegoro memulai masa panen. Diperkirakan sepuluh hari kedepan akan memasuki panen raya, dimusim tanam padi kedua (walikan).

Di wilayah Kecamatan Kapas dan Sukosewu, beberapa desa sudah ada aktifitas panen bahkan sudah ada yang selesai.

Harga gabah ditingkatan petani berkisar pada harga Rp 6400,00 dan diperkirakan akan cenderung turun saat panen raya. Pantauan tim ID kualitas gabah petani saat ini rata-rata baik, karena tidak adanya gangguan hama yang signifikan. Meskipun beberapa waktu lalu ada kekurangan air, tetapi tidak terlalu berpengaruh dengan turunnya hujan sporadic dibeberapa wilayah Bojonegoro, ditunjang adanya pasokan air dari waduk Gongseng dan Pacal untuk beberapa wilayah Bojonegoro  Timur.

Meskipun harga masih diatas patokan pemerintah (Rp.5000,00/kg) tetapi petani merasakan ada tambahan biaya tanam. “ Airnya agak sulit mas, jadi setiap seminggu sekali harus antri air dengan pompa, sehingga nambah biaya bahan bakar. “ kata Yaimin petani di desa Sidodadi.

Yang disampaikan Yaimin ini tidak berlebihan, karena pengamatan Tim ID hampir sepanjang Irigasi lepas Dam Klepek, Kecamatan Sukosewu aktifitas pompa air yang memompa air dari irigasi induk ke lahan tanaman padi  masih berlangsung siang dan malam.

Begitu juga dibeberapa wilayah di Kecamatan Kanor aktifitas pompa yang beroperasi menaikan air dari sumur-sumur dilahan persawahan. Penambahan beban biaya air ini cukup dirasakan memberatkan petani. “Susah nyari solar mas, kalo pakai bensin harus  pompa kecil, tapi boros bahan bakar. Bisa di akali dengan LPG 3 Kg tapi barangnya langka,” keluh Petani di desa Tejo Kecamatan Kanor ini.

“Kalau di wilayah selatan ada Waduk Pacal dan Waduk Gongseng, tetapi tidak sampai wilayah Kanor dan Baureno airnya mas, jadi kalau disini airnya harus upaya sendiri, yang dekat bengawan mengambil dari sistem areal air Bengawan Solo, yang jauh yang mengambil dari sumur-sumur yang dibuat dilahan sawah. Jadi pemerintah juga harusnya memikirkan pasokan air di wilayah utara, minimal di bantu lah mas, kesannya petani diwilayah sini di abaikan oleh pemerintah kalau masalah air, semua pakai biaya sendiri dan itu tidak adil saya rasa” kata Agus petani di desa Pesen Kecamatan Kanor.(tim)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *