Laju Pertumbuhan Ekonomi Bojonegoro : Minus di Era Anna Muawanah-Budi Irawanto.(2)

Insandata.com – Yatno, salah seorang warga Kecamatan Sukosewu memilih menjadi kuli bangunan ke Papua. Keputusan Yatno ini didasari sulitnya mencari pekerjaan di tanah kelahirannya.”Saya ikut teman-teman yang sebelumnya sudah kerja di sana, “kata Yatno, yang mulai 2021 harus pulang pergi Papua – Bojonegoro.

Begitu juga Ucup, dia nekat bekerja ke Kalimantan, karena memang tidak ada pilihan. Kondisi ekonomi yang jadi alasan dia ke Kalimantan.”Ini baru pulang dari Kalimantan Mas. Di sini susah cari kerja, ” kata Ucup asal Kecamatan Sumberrejo ini.

Realitas ekonomi mikro dalam wawancara di atas mencerminkan kondisi makro ekonomi Kabupaten Bojonegoro yang laju pertumbuhannya selama 3 tahun berturut-turut berada di bawah nol.

Indek ekonomi makro salah satunya diukur dengan jumlah dan pertumbuhan konsumsi akhir yang tertuang dalam perhitungan Produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Bojonegoro yang berbanding lurus dengan jumlah pertumbuhan populasi.

Sejak tahun 2020 sampai dengan 2022, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro mengalami stagnasi dan turun di bawah nol atau mengalami perlambatan tajam. Badan Pusat Satastik (BPS) menyebut, laju pertumbuhan ekonomi Bojonegoro hanya di sokong oleh konsumsi rumah tangga dan effek ekspor dari industri migas. Sedangakan peran pemerintah sangat minim.

Kontribusi komponen konsumsi pemerintah (PK-P) berada pada rentang 2% s/d 3,5%. Hal tersebut menunjukkan peran pemerintah dalam mendorong perekonomian relatif kurang signifikan.

Di sisi lain, pada tahun 2019-2023 perdagangan dengan luar wilayah yang direpresentasikan oleh komponen ekspor dan impor, menunjukkan komponen ekspor cenderung lebih tinggi dari impor. Kecenderungan seperti ini menunjukkan bahwa arus barang dan jasa di Kabupaten Bojonegoro dalam posisi surplus, di mana ekspor hasil minyak dan gas bumi merupakan penyumbang terbesar dari ekspor Kabupaten Bojonegoro.” demikian catatan BPS Kabupaten Bojonegoro.

Tim ID melakukan penelusuran di lapangan sektor-sektor di luar konsumsi rumah tangga dan migas nyaris mengalami stagnasi, bahkan turun. Hal ini bisa dilihat di sektor UMKM, industri rumahan, rumah makan banyak yang mengalami kemunduran sejak 2020 sampai dengan saat ini. Ini berbeda dengan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Lamongan yang berkembang variatif di berbagai sektor non migas, yang mendorong indek pertumbuhan ekonomi dua kabupaten jiran Bojonegoro.

Tabel : Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro, yang masih jauh di bawah Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Propinsi Jawa Timur 5 tahun terakhir (%)

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023
Bojonegoro 6,34 -0,40 -5,54 -6,16 2,47
Jawa Timur 5,53 -2,33 3,56 5,34 4,95
Nasional 5,02 2,07 3,07 5,31 5,04

Mengacu pada data pertumbuhan ekonomi ini ,Tim ID akan mencoba menelusuri efek dari buruknya laju pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro.

Hal ini akan mampu menjawab, kenapa Bojonegoro dengan APBD tinggi di Jawa Timur tetapi angka kemisikinan, pengangguran tetap tinggi. Indek kesejahteraan juga masih jauh dari indek ideal. Penelusuran Tim ID ini akan kami sajikan berturut-turut di minggu ini.Bersambung (tim)

Disclaimer : Sumber disunting dari BPS Bojonegoro, Lamongan , Tuban dan Propinsi jawa Timur dan sumber-sumber yang lain.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *