Insert-Data : Menghitung Untung Saat Panen, Apakah Petani Sudah Sejahtera ?(1)

Reporter : Tim ID

Ilustrasi padi

Insandata.com Jika cuaca bersahabat, musim kemarau ini ada potensi petani padi, tembakau, bawang merah dan jagung akan segera panen bersama.

Beberapa wilayah Bojonegoro dan sekitarnya petani padi sudah mulai panen dan sampai satu bulan kedepan aktiviats panen padi ini akan berlangsung. Begitu juga petani bawang merah di wilayah Bojonegoro, Nganjuk sudah memulai panen raya. Panen tembakau diperkirakan akhir Agustus 2024 ini sudah memasuki petik awal, sedangkan panen jagung diperkirakan awal Oktober 2024.

Cuaca yang panas tetapi masih ada beberapa kali hujan diwilayah Karesidenan Bojonegoro memungkinkan  akan panen empat komoditas tanaman tersebut. Kecuali jika diakhir musim kemarau ini terjadi anomaly cuaca, hujan lebat yang menyebabkan tanaman tembakau dan jagung mati sebelum panen.

Panen adalah harapan petani tetapi persoalan harga tanaman komoditas akan merosot saat panen tiba.  “ Dua Minggu ini gabah lepas Combine  turun hampir seribu rupiah lebih cak, sekaramg tinggal kisaran Rp. 6000,00 sampai dengan Rp. 6100,00 per kilo dan trendnya terus turun, “ kata Ali seorang petani di desa Bulu, Kecamatan Balen, Bojonegoro yang juga berprofesi sebagai juru mesin Combine Harvester.

Suyitno, petani bawang merah di desa yang sama juga menyayangkan pemerintah yang tidak bisa mengontrol harga panen komoditas setiap panen raya tiba. “Lha gimana mas bawang satu bulan yang lalu masih sekitaran 30 ribu sampai 40 ribu sekarang anjlok tinggal 10 ribu sampai dengan 13 ribu per kilo,” kesal Suyitno.

Merosotnya harga komoditas tanaman pertanian saat panen tiba akan memberi pukulan berat kepada petani. Biaya produksi yang terus naik seiring sulitnya mendapatkan pupuk dan obat -obatan pertanian lain banyak memangkas hasil keuntungan yang seharusnya dibawa pulang petani.

Keluhan yang sama juga dirasakan oleh pengepul dan tengkulak, “ Kita yang rugi banyak mas, gejlokan rego mumet mas,” kata Mas Dul pengepul padi ini. Dia meresahkan situasi harga  turunnya terlalu cepat. Pembelian dipetani dengan kirim gudang tidak seimbang. “Hanya pemodal besar mas yang untung, meraka menahan barang, dan dijual saat harga beras tinggi,’’ tambahnya.tim (bersambung)

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *