Update Terbaru BMKG, La Nina Per Agustus 2024

Reporter : Tim ID

Hujan di musim kemarau dibeberapa lokasi di Kabupaten Bojonegoro. Foto rim

Insandata.com Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbarui prediksi terjadinya fenomena La Nina. Saat ini, menurut BMKG, anomali Suhu Muka Laut Nino 3.4 menunjukkan ENSO Netral dengan indeks -0,01.

“Kondisi menunjukkan fenomena El Nino 2023/2024 telah berakhir dan saat ini berada pada Fase Netral,” tulis BMKG dalam unggahan di akun Instagram resmi, dikutip Kamis (15//8/2024).

“Indeks ENSO Dasarian I Agustus 2024, Status El Nino Netral (Indeks Nino 3.4: -0,02. BMKG memprediksi kondisi Netral berpotensi menuju La Nina mulai periode September 2024,” tambah BMKG.

Prediksi itu berdasarkan hasil pemutakhiran Dasarian I Agustus 2024.

Dengan prediksi terbaru ini, mengonfirmasi bergersernya prediksi La Nina landa RI yang semula diperkirakan terjadi mulai Agustus 2024.

ENSO atau El Nino-Southern Oscillation adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Disebutkan, iklim di Samudra Pasifik terbagi ke dalam 3 fase. Yaitu, El Nino, La Nina, dan Netral. Ketika terjadi fase La Nina, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya. Menguatnya angin pasat yang mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin.

Dalam unggahan itu, hasil analisis dan monitoring dinamika ENSO Samudera Pasifik menunjukkan, La Nina yang berpotensi terjadi dalam kategori lemah.

BMKG menyebutkan, iklim Indonesia dipengaruhi oleh penggerak iklim di wilayah regional sekitarnya. Yang mencakup fenomena monsun, Intertropical Convergence Zone (ITCZ) atau Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis, siklon tropis, ENSO (El Nino-Southern Oscillation), IOD (Indian Ocean Dipole), serta fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer lainnya.

“Pemantauan parameter setiap fenomena tersebut penting untuk memahami kondisi iklim saat ini dan memprediksinya di masa mendatang di Indonesia,” tulis BMKG.

Hasil monitoring BMKG berdasarkan pemutakhiran di dasarian I bulan Agustus 2024, Monsun Asia dalam kondisi tidak aktif dan diprakirakan tetap tidak aktif hingga Dasarian I September 2024.

Sementara Monsun Australia pada Dasarian I Agustus 2024 aktif dan diprediksi tetap aktif hingga Dasarian I September 2024 dengan intensitas hampir sama dengan klimatologisnya.

Terkait Indeks IOD, dilaporkan dalam Fase Netral (Indeks 0,14). BMKG memprediksi IOD Netral akan berlangsung pada periode Agustus 2024 hingga Februari 2025

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *