Liputan Investigasi : Siapa Diuntungkan Pengadaan Mobil Siaga? (4)

Reporter : Tim ID

Insandata,com – Kasus pengadaan mobil siaga yang saat ini dalam penanganan Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro masih terus bergulir. Terkait perkara tersebut, reporter ID berhasil mewawancarai salah seorang kepala desa di wilayah Bojonegoro bagian timur, pada awal bulan Februari 2024. Wawancara dilakukan usai kepala desa tersebut  memberikan keterangan di Kantor Kejari Bojonegoro. Namun kades dengan inisal SN meminta identitasnya untuk disamarkan.

SN mengatakan, dirinya berusaha untuk koperatif dengan mengembalikan cashback bersama beberapa teman Kades lain di wilayah kecamatannya. Dia beralasan sejak awal tidak punya niatan memakai uang cashback tersebut secara pribadi.

“Niatnya sih kalau tidak jadi masalah seperti ini, rencananya akan kita pergunakan untuk tambahan operasional Pemdes mas. Namun berhubung ada kepentingan penyidikan dan akhirnya diminta untuk mengembalikan di Kejaksaan Negeri Bojonegoro, ya segera kita berikan, karena uangnya masih stand by,” kata SN santai.

Pengakuan SN, materi pemeriksaan di Kejari Bojonegoro hanya terkait kronologi dalam proses pengadaan mobil siaga.

“Terus terang kita nggak banyak tahu Mas. Saya pasif ngikuti paguyuban. Urusan dokumen dan administrasi sudah ada yang mengurusi dari pihak Paguyuban Kepala Desa dan PT. Jadi saya merohi (tahunya) hanya tanda tangan saat mobil siaga sudah sampai di balai desa.” Kata SN.

Dirinya  juga tidak membantah jika yang mengantarkan uang cashback ada dari perwakilan paguyuban kepala desa.

“Cashback-nya ada yang mengantar ke rumah. Tapi nilainya belum penuh, baru separo dari yang dijanjikan paguyuban.” ungkap SN.

Keterangan SN ini tidak jauh beda dengan penelusuran Tim ID dalam alur penyaluran cashback. Dibeberapa kecamatan, pembayaran cashback oleh penyedia disalurkan melalui tim marketing.

Hal ini diketahui, karena Tim ID menemukan beberapa bukti transfer dari tim marketing penyedia kepada unsur kepala desa yang menjadi kepanjangan tangan paguyuban. Kepala desa tersebut menyebutkan, bahwa ada juga pembayarannya tunai yang dititipkan melalui asosiasi .

“Ada yang tunai Mas, jumlahnya ratusan juta. Uangnya dikasihkan di balai desa wilayah Kecamatan Dander oleh tim marketing penyedia.” kata salah seorang kades saat dimintai penjelasan terkait alur sirkulasi cashback.

Selanjutnya Tim ID berupaya meminta kebenaran terkait informasi adanya kades penghubung yang mendapatkan prosentase dari proses ini.

“Iya Mas, memang dapat insentif dan komisi dari PT,” katanya.

Dia juga menyebutkan beberapa nama koordinator kecamatan di wilayah Timur, termasuk diantaranya beberapa orang pegawai ASN di kecamatan. Tetapi ia berharap agar kerahasiaan identitasnya dijaga.

“Mohon jangan di ekspose ya Mas. Kejaksaan sudah tahu semua, nanti biar kejaksaan saja yang ekspose,” pesannya dengan penuh khawatir.

Ada fakta menarik lain yang ditemukan tim ID, bahwa ada beberapa desa yang tidak mengikuti alur paguyuban, namun mengambil cashback tersebut langsung ke tempat penyedia.

Ketika tim ID berusaha melakukan konfirmasi ke kepala desa yang bersangkutan, mereka membantah adanya informasi tersebut. Tetapi setelah Tim ID melakukan penelusuran para kades tersebut  ternyata telah mengembalikan cashback ke Kejari Bojonegoro masing-masing Rp 15 juta.

Dari keterangan sumber-sumber kepala desa ini, setidaknya sudah ada benang merah ke mana arus cashback, yaitu  ke kepala desa dan untuk insentif (komisi) paguyuban sebagai operator di lapangan.

Tim ID mencoba menghitung asumsi cashback yang mengalir ke kepala desa. Jika per kepala desa mendapatkan cashback Rp. 15 juta dari 384 desa yang mendapatkan mobil siaga, maka akan ditemukan hasil Rp 5.760.000.000 (lima miliar tujuh ratus enam puluh juta rupiah).

Lalu ke mana sisa keuntungan yang Rp 24, 9 miliar? Dari seluruh total keuntungan pengadaan mobil siaga yang mencapai Rp 30, 673 miliar ini ?.

Cuci Gudang

Tentunya pihak yang paling diuntungkan dengan adanya proyek pengadaan mobil siaga ini adalah penyedia dan produsen mobil. Pemberian cashback 15 juta kepada para kepala desa adalah bukti bagian komitmen pembagian keuntungan. Lalu benarkah komitmen bagi-bagi untung ini hanya mengalir ke para kepala desa ?.

Para penyedia ini seperti mendapatkan durian runtuh, disaat akhir tahun penjualan mobil over stok menjelang pergantian tahun, justru mendapatkan pemesanan yang jumlahnya bernilai hampir Rp 100 Miliar.

Eksplorasi Tim ID menunjukan, meskipun pembuatan surat menyurat kendaraan bermotor dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2003, tetapi mobil siaga ini tertera tertulis tahun pembuatan 2022.(TIM ID).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *